“Kita pasti punya kesalahan atau khilaf yang membuat orang lain tersinggung atau terluka. Kesalahan itu bisa terjadi antara anak dengan orang tua, antara pemimpin dan rakyat, antara guru dan murid, serta antara suami dan istri,” ujar uce dalam khutbahnya.
“Rumah tangga tentram jika dipandu dengan spiritualitas saling menghormati dan memaafkan, negara damai dan harmonis akan terbentuk jika kita menutup masa lalu, memaafkan, dan menatap ke depan untuk berkembang lebih maju,” ungkapnya.
Ustd Uce menuturkan tiga hal yang membuat seseorang akan diringankan hisabnya dan dimasukkan ke surga oleh Rahmat Allah berdasarkan hadist Rasulullah. “Tiga hal tersebut adalah, engkau memberi kepada orang yang tidak pernah memberimu, memaafkan orang yang telah menzalimimu, serta menyambung silaturahmi kepada kerabat yang telah memutus silaturahmi kepadamu,” terang Asep.
Selanjutnya, Uce mengatakan bahwa keunggulan utama manusia dalam keragaman adalah mampu hidup rukun dan saling menghargai. “Perpindahan manusia yang menempati suatu tempat dan berkumpul dengan berbagai suku dan bangsa adalah karunia Tuhan yang dikenal dengan nama Takdir,” katanya.
“Kerukunan dan kedamaian akan terhalang jika fanatisme tumbuh subur di masyarakat. Fanatisme muncul bila kita melihat sesuatu hanya hitam dan putih, cara pandang sempit yang hanya menganggap kelompok kita yang paling benar, serta menganggap pihak lain salah, rendah, bahkan sesat,” jelas Uce.
“Semoga ibadah puasa yang kita kerjakan mendapat ridho Allah, dan kita selalu menjaga keharmonisan”, pungkasnya.
Rep. Edwin S