Prabowo siap mengungsikan ribuan warga Gaza ke RI. Tindakan ini dilakukan karena Indonesia diminta untuk lebih aktif berperan dalam penyelesaian konflik di Gaza. Menteri Luar Negeri Sugiono akan segera diutus untuk berkoordinasi langsung dengan pihak terkait dan otoritas Palestina sebagai pematangan langkah rencana evakuasi. Dalam rencana tersebut, dibutuhkan kerja sama internasional karena penyelesaian konflik di Gaza bukan perkara mudah. Dalam penyelesaian konflik di Gaza, RI berkomitmen untuk mewujudkan solusi dua negara. (09/04/2025. www.beritasatu.com)
Rencana Prabowo untuk mengevakuasi warga Gaza yang menjadi korban zionis ke Indonesia di tengah keresahan masyarakat berpotensi menjadi blunder dan disinyalir sebagai langkah pemerintahan yang terancam. Di mana tidak menutup kemungkinan akan ada demo besar-besaran, karena kondisi masyarakat Indonesia saat ini dengan situasi dan kondisi politik serta ekonomi dalam negeri yang sedang tidak baik-baik saja.
Dengan tindakan tersebut, juga khawatir memantik protes dari luar negeri. Belum ada yang menjamin mereka bisa kembali lagi ke Palestina bila warga jadi direlokasi. Tindakan relokasi ini diyakini berpotensi memupus harapan kemerdekaan rakyat Palestina. (11/04/2025. www.bbc.com)
Rencana evakuasi ini terbentur beberapa syarat ketika kedaulatan Indonesia dipertaruhkan. Ada dua syarat agar evakuasi bisa terealisasi: pertama, dukungan dari negara-negara tetangga di Timur Tengah; kedua, setelah proses pengobatan, kondisi aman, dan wajib kembali ke tanah air mereka. Timbul pro-kontra dengan pernyataan presiden tersebut.
Sebelumnya, Liga Arab diajak menentukan sikap oleh presiden Yordania pada 1 Februari 2025, di mana Liga Arab mengafirmasi bahwa mereka menolak segala bentuk kompromi terhadap hak-hak Palestina yang tidak bisa diganggu gugat, baik dari penggusuran, permukiman, ataupun pengosongan, serta justifikasi apapun atas nama keadaan.
Rencana evakuasi ini dikhawatirkan menjadi langkah pertama membuka proses pengosongan yang ditentang Liga Arab karena sangat jauh dari teritorial. Jadi, evakuasi harus dilakukan dengan cara yang tepat; tidak dibenarkan dengan segala cara, apalagi sampai mempertaruhkan kedaulatan negara. (11/04/2025, analisis.republika.co.id)
Pernyataan Prabowo yang menyatakan Indonesia siap menerima ribuan warga Gaza , pernyataan tersebut justru seakan memuluskan agenda pengusiran warga Gaza secara tidak langsung, seperti yang diinginkan oleh penjajah.
Pernyataan tersebut justru kontra produktif dengan seruan jihad yang disuarakan oleh banyak pihak saat ini, yang menyadari bahwa tidak ada solusi hakiki untuk penyelesaian konflik, selain jihad. Nyatanya sia-sia saja, berbagai upaya yang dilakukan, seakan tidak menghentikan penjajahan dan genosida di Gaza yang semakin menjadi. Evakuasi rakyat Gaza semakin menjauhkan dari solusi hakiki, karena faktanya zionislah yang melakukan pendudukan bahkan perampasan wilayah dengan genosida. Seharusnya bukan warga Gaza yang dievakuasi, tetapi zionislah yang diusir keluar dari tanah Palestina.
Kebijakan baru AS yang menaikkan tarif impor bisa jadi merupakan bentuk tekanan AS terhadap Indonesia, hingga tercetuslah rencana evakuasi tersebut. Keberhasilan upaya Indonesia dalam melakukan negosiasi atas kebijakan tersebut bisa jadi inilah yang dijadikan alat AS untuk menekan Indonesia agar melakukan evakuasi terhadap ribuan warga Gaza. Beginilah bagi negeri yang bergantung pada negeri lain, bagai buah simalakama.
Sekjen Persatuan Ulama Muslim Internasional (IUMS) Syaikh Ali Al-Qaradaghi telah mengeluarkan fatwa jihad untuk melawan Israel. “Ketidakmampuan Islam dan pemerintah Arab dalam membela rakyat Palestina yang tertindas, merupakan kejahatan besar dalam hukum Islam,” ungkapnya lewat seruan yang dikutip dari laman Middle East Eye, Jumat (04/04/2025)
Seruan jihad tersebut ditanggapi Majelis Ulama Indonesia dengan mengatakan, “Untuk melindungi warga Gaza dan Palestina secara umum dari penghancuran dan genosida yang dilakukan militer Israel, MUI merekomendasikan untuk mengirim pasukan dalam ijtima’ MUI,” ungkap ketua MUI dalam Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, dikutip dari laman mui.or.id, Selasa (08/04/2025).
Pemimpin negeri Muslim seharusnya menyambut seruan jihad tersebut. Saat ini, yang menjadi penghalang untuk menyambut seruan jihad, karena adanya paham nasionalisme dan prinsip tidak boleh ikut campur urusan negara. Sikap seperti ini seakan menunjukkan pengkhianatan pemimpin negeri Muslim terhadap kaumnya.
Umat Islam di seluruh dunia harus bersatu untuk mengusir penjajah Yahudi laknatullah ‘alaih dan merebut kembali tanah Palestina. Solusi-solusi saat ini hanya solusi praktis; saat ini kita butuh solusi hakiki yang bisa mewujudkan persatuan hakiki dan menghilangkan batas wilayah satu negeri dengan negeri lainnya. Umat Islam seharusnya bersatu dalam satu komando, satu kepemimpinan di bawah naungan Khilafah Islamiah.
Dalam sejarah tiga belas abad Khilafah sebagai negeri adidaya yang menerapkan syariat Islam sehingga menjadi rahmat bagi seluruh alam dan membela setiap Muslim. Saat ini, nasib umat Islam semakin sengsara karena belum tegaknya Khilafah.
Umat harus terus didorong menyeru penguasa, untuk mengirimkan tentara demi membela saudara Muslim Palestina dan menolak evakuasi warga Palestina. Pada saat yang sama, umat juga semakin kuat berjuang untuk menegakkan Khilafah. Solusi hakiki untuk membebaskan Palestina dari cengkeraman penjajah hanya dengan jihad dan tegaknya Khilafah.
Agar tetap berada di jalur perjuangan yang benar, gerakan umat ini membutuhkan kepemimpinan partai Islam ideologis. Sehingga bisa memberikan pengaruh besar untuk mendorong penguasa negeri Muslim agar mengirim tentara untuk berjihad.
Khilafah Islamiah, satu-satunya pelindung hakiki bagi rakyat Palestina khususnya, melancarkan jihad terhadap siapa saja yang memusuhi kaum Muslim dan Islam. Tegaknya Syariat Islam adalah kemaslahatan bagi seluruh manusia, baik yang beriman maupun yang kafir, di dunia. Dalam syariat Islam terdapat hukum-hukum yang menghilangkan perselisihan, mengurangi pertikaian, serta menyebarkan keadilan dan kebaikan untuk seluruh alam. Wallahualam bishawab
Penulis : Yuli Yana Nurhasanah
Evakuasi Rakyat Gaza Ke Indonesia Memuluskan Agenda Penjajah
